Sebelum
Belajar SEO Tradisional, hal yang perlu Anda perhatikan adalah Waktu. Karena dalam meng-implementasikan trik-trik yang ada pada SEO Tradisional ini dibutuhkan Waktu yang tidak sedikit, atau dengan kata lain akan membuang banyak Waktu Anda (tapi kalau cuma bacanya, paling cuma 5 Menit, hehe).
Lanjut, sekarang mari kita bahas Trend yang ada pada SEO Tradisional (jadul).
- BackLink is King
Kepercayaan para pemain SEO pada Zaman Dahulu, tampaknya sedikit men “dewa” kan BackLink (BL).
Karena mereka percaya, BL akan menaikkan derajat pada Blog tersebut.
Jadi tak heran, jika Praktisi SEO pada Zaman Dahulu gemar berburu BackLink.
Hasilnya ? ya, sebagian ada yang yang membuahkan hasil yang memuaskan dan sebagian ada yang tidak.
Karena pada dasarnya semua tergantung pada dimana Anda menamam BackLink tersebut.
- Ping Sana Ping Sini
Aktifitas Ngeping nampaknya juga menjadi Agenda Rutin para Penggila SEO pada Zaman Purba (eh, zaman dahulu).
Makan tanpa Minum, itulah ibaratnya jika sehabis menulis Artikel tidak melakukan Ping.
Apakah ini benar-benar Pada Posisi SERP ? berkaca pada pernyataan BackLink is King, maka jelas Aktivitas NgePing (menanam bl secara masal) akan sangat berdampak pada posisi Blog tersebut di Google atau Mesin Pencari lainnya.
- Keyword Density Lebih Dari 10%
* Keyword Density adalah jumlah keyword dibagi seluruh jumlah seluruh kata yang ada di dalam 1 Halaman tersebut (dalam satuan persen).
Selain kepercayaan mengenai, BackLink dan Ping, ternyata para Praktisi SEO Jaduk, masih mempercayai bahwa
“ jika Ingin Masuk Page One, Banyakin Keyword Minimal 10% ”
Lalu Hasilnya Bagaimana ? Banyak yang nembus di Page One, tapi tak sedikit pula yang digusur oleh Google, karena dianggap over Keyword Density (karena sekarang maksimal 5 Persen).
Semua keputusan, ada di Tangan Anda, masih setia Menggunakan
Teknik SEO Tradisional yang perlahan akan dipakasa lengser oleh Algoritma Google, atau memilih untuk mempelajari
Teknik SEO Modern yang tentunya selalu mengikuti apa yang dimau oleh Hewan-hewan Peliharan Google.